Seiring urbanisasi yang terus tumbuh, kemacetan lalu lintas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern di kota besar. Menghabiskan waktu berjam-jam di tengah kondisi lalu lintas yang padat, tidak jarang membuat pengendara menjadi stress dan mudah lelah. Namun, berkat kemajuan teknologi otomotif yang semakin canggih, muncul sebuah solusi yang dapat meringankan beban pengendara. Salah satu inovasi tersebut yaitu Traffic Jam Assistance atau biasa disingkat TJA. Apa itu Traffic Jam Assistance?
Traffic Jam Assistance adalah salah satu fitur dalam teknologi ADAS (Advanced Driver Assistance System) di mana fitur akan secara otomatis menyesuaikan kecepatan kendaraan, menjaga jarak dengan kendaraan lain yang ada di depan, serta menjaga kendaraan agar tetap berada di tengah garis jalur. Fitur ini didesain untuk membantu pengemudi ketika berada di kondisi jalan slow-moving dan stop-and-go, seperti saat sedang terjebak kemacetan.
Cara kerja fitur Traffic Jam Assistance adalah menggunakan kombinasi berbagai sensor, seperti kamera, radar, dan algoritma khusus. Ketika sensor mendeteksi adanya kemacetan, maka fitur ini akan memonitor jarak dan kecepatan lalu lintas yang ada di depan mobil secara aktif. Kemudian, fitur ini akan menyesuaikan kecepatan mobil dengan kendaraan yang ada di depan secara otomatis, apakah kendaraan tersebut melambat, berhenti, atau mulai berjalan kembali.
Traffic Jam Assistance system dapat mencegah pengemudi merasa cepat lelah akibat kondisi jalan yang macet. Dengan adanya fitur ini, pengemudi dapat terbantu dalam menjaga kecepatan mobil sesuai kondisi jalanan yang padat.
Kemampuan fitur Traffic Jam Assistance dalam menjaga kecepatan mobil dapat meningkatkan keamanan pengemudi dan penumpang, sehingga risiko terjadinya kecelakaan dapat ditekan.
Penggunaan fitur Traffic Jam Assistance dapat memberikan kontribusi terhadap traffic flow yang lebih lancar karena mobil akan secara otomatis menyesuaikan diri dengan kondisi jalan. Selain itu, penggunaan fitur ini juga dapat mengurangi terjadinya mobil yang berhenti secara tiba-tiba akibat pengemudi yang kurang fokus terhadap kondisi jalanan.
Data dan insights yang diperoleh dari Traffic Jam Assistance technology dapat menjadi masukan bagi pengembangan sistem autonomous driving yang digunakan untuk menciptakan mobil otomatis yang dapat mengemudi sendiri.
Traffic Jam Assistance dapat bekerja secara efektif dalam kondisi macet, utamanya yang membuat mobil bergerak lambat dan pengendara mengemudi dengan stop-and-go. Selain itu, fitur ini juga dapat berfungsi dengan baik apabila garis marka jalan terlihat dengan jelas, dengan begitu sensor kamera pun dapat menangkap gambar dengan baik pula.
Apabila jalan tertutup oleh genangan air, salju, atau mengalami kerusakan sehingga garis marka jalan tidak dapat terlihat jelas, maka Traffic Jam Assistance system akan kesulitan untuk berfungsi dengan normal. Sama halnya jika kamera pada mobil tertutup oleh debu dan kotoran, maka akan mengganggu kinerja fitur ini. Oleh karena itu, penting bagi pengendara untuk selalu menjaga kebersihan mobil dan mengecek kondisi mobil sebelum berkendara.
Di samping itu, Traffic Jam Assistance technology juga akan bekerja secara maksimal pada kondisi cuaca yang mendukung. Artinya, sedang tidak terjadi gangguan cuaca ekstrem seperti hujan deras, badai salju, atau kondisi jalanan yang sangat berdebu atau berkabut sehingga menghalangi pandangan sensor kamera. Sebaiknya, tidak berkendara di tengah kondisi cuaca yang ekstrem karena dapat membahayakan keselamatan. Akan lebih bijak jika berhenti di rest area dan menunggu kondisi cuaca lebih baik sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
Fitur Traffic Jam Assistance ini dapat Anda temukan salah satunya pada mobil Wuling Almaz dan Wuling Alvez. Fitur ini akan aktif dengan kecepatan kerja 0-60 kilometer per jam apabila pengemudi mengaktifkan fitur Adaptive Cruise Control (ACC) pada teknologi Advanced Driver Assistance System (ADAS). Fitur ACC merupakan fitur untuk membantu pengemudi menjaga laju kendaraan pada kecepatan yang telah ditentukan. Dengan fitur ACC, Anda tidak perlu lagi menekan pedal gas untuk mengatur kecepatan karena fitur ini dapat menyesuaikan kecepatan kendaraan dengan kondisi lalu lintas.
Dengan menggunakan Traffic Jam Assistance, Anda dapat menghadapi lalu lintas yang padat dengan lebih mudah dan tidak melelahkan karena mobil akan tetap berada di jarak yang aman selama berkendara. Hal ini akan membuat Anda tetap nyaman dan tidak frustasi meskipun terjebak di kondisi kemacetan dalam waktu yang cukup lama.
Namun, fitur TJA bukan merupakan sistem kemudi otomatis, sehingga pengemudi harus tetap waspada dan mengendalikan kendaraan secara aktif. Sistem ini tetap membutuhkan driver untuk memberikan input atau reaksi, sehingga Anda tetap harus waspada selama berkendara. Anda juga harus selalu aktif untuk menilai situasi dan kondisi lalu lintas demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pastikan tetap mengemudi dengan tenang di tengah kemacetan. Tetaplah mengutamakan keselamatan diri dan pengguna jalan lainnya. Jangan mudah terbawa emosi yang nantinya justru hanya akan Anda sesali. Anda juga dapat memanfaatkan Traffic Jam Assistance pada mobil Wuling sebagai teman setia Anda dalam berkendara.
Sumber : https://wuling.id/id/blog/autotips/traffic-jam-assistance-fitur-penting-di-tengah-kemacetan
Setiap pemilik kendaraan perlu mengetahui cara membersihkan mika lampu mobil. Mika lampu yang kotor atau buram dapat mengurangi efisiensi lampu mobil. Ini berarti cahaya lampu tidak akan mencapai jarak yang seharusnya, membuat kendaraan kurang terlihat oleh pengemudi lain. Selain itu,... selengkapnya
Mobil listrik punya banyak keunggulan mulai dari biaya perawatan yang lebih hemat, tidak adanya biaya untuk bensin, sampai biaya pajak juga sangatlah hemat. Terkait pajak, pemerintah memberikan insentif kepada pemilik mobil listrik. Kebijakan ini membuat pajak tahunan mobil listrik menjadi sangat murah... selengkapnya
SURABAYA – Pabrikan mobil pastinya bakal melakukan uji ketahanan pada produk mereka sebelum dirilis di hadapan publik. Biasanya dalam pengujian ketahanan ini dilakukan oleh pihak internal dari pabrikan. Tetapi bagaimana jika yang melakukan uji “ketahanan” merupakan seorang bocah? Dalam sebuah... selengkapnya
Belum ada komentar